Wednesday, May 30, 2012

Harga Minyak Turun di Bawah U$ 88 Per Barel

Selamat membaca .

TEMPO.CO, New York - Harga minyak jatuh di bawah US$ 88 per barel untuk pertama kalinya sejak Oktober lalu dalam perdagangan di bursa komoditas New royalty semalam. Menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia serta kekhawatiran atas kondisi di Spanyol serta belum adanya sinyal input ekonomi di Cina membuat harga minyak terus merosot. Krisis utang di Eropa yang berkepanjangan membuat permintaan barang ekspor Cina melambat, permintaan minyak dunia juga turun, seiring dengan turunnya aktivitas produksi dunia. “Ini adalah kekhawatiran yang berkelanjutan atas kesehatan perekonomian di kawasan Eropa yang cukup mengerikan, sehingga pandangan bagus yang kami berikan tersapu oleh berita negatif Eropa,” kata Gospels Parry, analis minyak grownup dari International Energy Agency. Harga komoditas minyak untuk kontrak bulan Juli turun US$ 2,9 (3,2 persen) dan ditutup pada take US$ 87,82 per barel. Harga minyak telah turun 21,5 persen dari take tertingginya dalam setahun terakhir yang pernah dicapai pada Maret 2012 lalu di US$ 111,49 per barel. Sepanjang bulan ini harga minyak telah turun 16 persen. Sebelumnya harga minyak sempat menyentuh take terendahnya di US$ 87,49 per barel. Di pasar elektronik aggregation pagi ini harga minyak kembali turun US$ 0,2 (0,23 persen) menjadi US$ 87,62 per barel. Merosotnya harga minyak ini tidak terlepas dari menguatnya dolar AS terhadap mata uang utama dunia. Indeks dolar (ICE Index) yang mengukur pergerakan dolar AS atas enam mata uang pesaing utamanya di pasar New royalty semalam naik 0,505 poin 0,61 persen menjadi 83,086. Mata uang euro jatuh hingga di bawah US$ 1,24 membuat dolar AS makin perkasa terhadap mata uang dunia. Euro terpuruk hingga ke US$ 1,2384 dari penutupan sehari sebelumnya di US$ 1,2493. Investor terus menarik diri dari aset–aset yang dianggap berisiko karena kekhawatiran terhadap krisis keuangan di Spanyol akan menambah buruk kondisi di structure Eropa. Imbal hasil Spanyol juga kembali melonjak setelah judgement obligasi Spanyol kembali diturunkan menjadi B dari sebelumnya BB-, dengan looking negatif, sehingga mendorong peringkat obligasi Spanyol masuk dalam kategori sampah. “Penurunan utang Spanyol ini mengingatkan kita akan masalah serupa yang pernah di alami Yunani,” kata Parry. MARKETWATCH/ VIVA B. KUSNANDAR

di posting oleh
Totok Sujarwo

No comments:

Post a Comment