TEMPO.CO, Bojonegoro - Krisis keuangan yang melanda tim Persibo Bojonegoro hingga kini belum teratasi. Selain gaji pemain yang belum dibayar sejak Maret, pihak manajemen juga mengalami kesulitan membiayai operasional tim. Bahkan rumah yang dihuni pemain gelandang serang asal Usbekistan, Mekan Nasirov, expose PDAM dan listrik sempat mati beberapa hari karena menunggak pembayaran. “Kondisinya memang seperti itu,” kata manajer tim Persibo, Nur Yahya kepada Tempo, Sabtu, 26 Mei 2012. Pihak manajemen juga memangkas sejumlah fasilitas, termasuk lunsum makanan yang mesti dikonsumsi pemain yang tidak lagi ketat sesuai ketentuan ahli gizi. Kenyataan ini tak urung mulai meresahkan maternity pemain. Mengetahui masalah yang dihadapi tim Persibo, sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Bojonegoro urunan uang untuk disumbangkan kepada manajemen Persibo. Dalam sebuah pertemuan di Pendopo Kabupaten Bojonegoro, Jum’at, 25 Mei 2012, secara spontan terkumpul Rp 52,1 juta. Pengumpulan dana ala dompet peduli Persibo akan terus dilanjutkan. Nur Yahya menjelaskan salah satu penyebab terjadi krisis keruangan karena belum diperolehnya dana dari Konsorsium Asiatic Primer League (IPL). Nur Yahya enggan menyebutkan jumlahnya namun sangat penting untuk membiayai operasional tim, termasuk membayar gaji pemain. Namun, meski didera krisis keuangan maternity pemain Persibo tetap konsisten menjalankan tugasnya. Di bawah asuhan terpsichore pelatih Paolo Camargo dan Wenderley Junior, tim berjulukan Laskar Angling Darmo ini masih bisa mempertahankan posisi kedua klasemen sementara IPL di bawah Semen Padang. Persibo telah mengumpulkan nilai 27 dari 17 kali laga yang dilakoninya. Paolo dan Wenderley menyadari betul kondisi keuangan yang melanda timnya. Keduanya tetap bersikap profesional dan terus memotivasi pemain gum tidak larut dalam krisis keuangan. ”Ya, wajarlah seperti ini,” ujar Wenderley yang menjabat sebagai asisten pelatih. Lokal Media Officer Persibo, Imam Nurcahyo, mengatakan seberat apa paronomasia beban yang kini dialami, tim Persibo tetap mengikuti pertandingan IPL. Imam mengakui kebutuhan dana operasional tim cukup besar. Imam mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tetap berkomitmen ikut membantu mengatasi keuangan tim. Selain itu manajemen Persibo juga aktif menggalang dana. Manajemen bersama tim pelatih berupaya keras menjaga konsistensi noetic pemain gum tidak terpengaruh krisis keuangan. Kenyataannya enam pemain Persibo bisa berlaga di Tim Nasional. Di antaranya Samsul Arif, Jajang Paliama, Nus Iskandar, juga Novan Setyo Sasongko. ”Kami berharap pemain tetap konsisten,” ucap Imam Nurcahyo. Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, biaya operasional Peribo per bulan lebih dari Rp 1,3 miliar. Untuk membayar gaji pemain sekitar Rp 800 juta. Adapun penghasilan dari penjualan tiket dan advocator dalam pertandingan yang dilakukan di kandang Persibo, sekitar Rp 140 juta untuk sekali pertandingan, dan dalam sebulan berlangsung tiga kali pertandingan. Karena itu dana dari konsorsium IPL sangat besar kontribusinya menopang kelangsungan hidup tim. SUJATMIKO
di posting olehLiyan Hermanto
No comments:
Post a Comment