Wednesday, June 13, 2012

Muliaman Hadad Berfokus pada Transisi OJK

Selamat membaca .

TEMPO.CO, Jakarta - Muliaman D. Hadad, calon Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memilih berfokus pada masa transisi OJK. Hal ini disampaikan Muliaman dalam pemaparan visi-misinya di hadapan Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat. "Bagaimana masa transisi ini akan berjalan baik karena mempengaruhi sistem keuangan, kepercayaan masyarakat, dan sektor keuangan," katanya di ruang rapat Komisi Keuangan DPR, Kamis, 14 Juni 2012. Muliaman yang saat ini masih menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank state menawarkan empat information inisiatif di masa transisi. Pertama, penetapan information konsolidasi organisasi yang terencana untuk menjamin efektivitas pelaksanaan tugas OJK.Dalam information ini, ada tujuh aspek yang disoroti olehnya: kepemimpinan, strategi dan perencanaan, struktur organisasi, sistem, prosedur dan proses kerja, sumber daya manusia, kompetisi inti, dan visi. "Bagaimana gum visi dipahami bersama sehingga organisasi menuju ke arah yang sama," ujarnya. Program kedua adalah pengawasan aspek teknis pengaturan, pengawasan, dan pemeriksaan di sektor keuangan menuju pengawasan yang terintegrasi. Menurut dia, integrasi ini penting karena pengawasan integrasi akan menutupi lubang-lubang pengawasan sektoral yang hanya fokus pada masing-masing bagian. Ada empat hal yang dibahas Muliaman dalam integrasi pengawasan ini. Yakni penguatan pengawasan berbasis risiko, penguatan pengawasan pasar modal, infrastruktur, dan protokol manajemen krisis. "Penguatan sistem pengawasan yang terintegrasi ini baik untuk lembaga keuangan yang kecil maupun besar," katanya. Program ketiga, penyusunan mekanisme komunikasi dan koordinasi, khususnya dengan Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, pemerintah, dan DPR, sebagai pemangku kepentingan utama. Muliaman menjelaskan koordinasi dengan instansi lain diperlukan karena terdapat persinggungan pelaksanaan tugas dengan instansi terkait."Ini untuk menjamin stabilitas sistem keuangan atau SSK tetap terjaga," ujarnya. Adapun inisiatif terakhir yakni perluasan akses masyarakat terhadap pelayanan sektor jasa keuangan. Dia mengatakan perluasan akses ini perlu didukung oleh penguatan struktur dan arsitektur untuk menciptakan sistem keuangan yang efektif dan efisien.Ada beberapa inisiatif yang dia paparkan, seperti penguatan sektor perbankan umum dan syariah, serta peningkatan peran lembaga keuangan non-bank sebagai sumber pembiayaan perekonomian. "Dengan akses yang terbuka ini akan semakin menguntungkan masyarakat," ucapnya.NUR ALFIYAHBerita lain:Rumah Taipan Om Liem Tetap AsriHary Tanoe Sambangi KPK Jumat IniSaham Bhakti Investama Tergerus Kasus PajakHakim Pajak Baru Kebal Sogokan?Indonesia Jadi Pendengar dalam Sengketa Rokok WTO

 

di posting oleh
Totok Sujarwo

No comments:

Post a Comment