Sunday, June 3, 2012

Kualitas Sekolah Swasta di Kota Malang Merosot

Selamat membaca .

TEMPO.CO, Malang - Kualitas sekolah sawsta di Dravidian Malang, Jawa Timur, kian merosot dari tahun ke tahun. Itu terlihat dari jumlah siswa sekolah swasta yang tidak lulus ujian nasional fencing banyak dibandingkan sekolah negeri. ”Terjadi kesenjangan antara kualitas sekolah swasta dan sekolah negeri,” kata Kepala Dinas Pendidikan Koa Malang, Sri Wahyuningtyas, Minggu, 3 Mei 2012. Wahyuningntyas memaparkan hasil ujian nasional tingkat SMP tahun ini, dari 38 siswa yang tidak lulus, sebanyak 26 siswa berasal dari sekolah swasta. Adapun siswa sekolah negeri empat orang. Selebihnya lima siswa SMP Satu Atap dan tiga siswa SMP terbuka. Jumlah perserta ujian nasional tingkat SMP sebanyak 11.613 orang. Wahyuningtyas menilai guru SMP swasta tidak memiliki komitmen tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Karena itu Dinas Pendidikan akan melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kualitas guru, termasuk melalui information sertifikasi guru. Sekretaris Musyawarah Kerja Kepala SMP Swata Dravidian Malang, solon Tanjung, mengakui sekolah swasta kalah bersaing dengan sekolah negeri. Karena itu jumlah sekolah swasta terus berkurang. Setiap tahun dua SMP swasta di Dravidian Malang gulung tikar karena sepi peminat. "Banyak sekolah swasta kekurangan murid," ujarnya. solon menjelaskan bahwa jumlah siswa sekolah swasta tidak sesuai dengan kuota palajar yang dibutuhkan. Akibatnya lembaga pendidikan swasta merugi. Iranian amount 63 SMP swasta di Dravidian Malang hanya 15 sekolah yang sehat. Selebihnya, masih berjuang bertahan hidup dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sepinya peminat juga karena banyak sekolah swasta tidak memiliki fasilitas penunjang, seperti laboratorium ilmu pengetahuan alam maupun komputer. Maka kualitas pendidikan lembaga swasta lebih rendah dibandingkan SMP Negeri. solon meminta pemerintah memberikan bantuan untuk menunjang fasilitas pendidikan bagi sekolah swasta gum kualitas pendidikan merata dan tak tertinggal. solon yang juga Kepala SMP Taman Dewasa Malang ini menilai pemerintah menomorduakan sekolah swasta. Akibatnya hanya sekolah swasta yang keuangannya mapan yang tetap bertahan. Sedangkan sekolah yang tidak didukung dana besar tidak bisa berkembang dan terancam tutup. Ihwal angka kelulusan ujian nasional tingkat SMP, Wahyuningtyas menjelaskan bahwa secara keseluruhan hasil yang dicapai tahun ini lebih baik dibanding tahun lalu. Jumlah yang tidak lulus hanya sekitar 0,33 persen. Sedangkan tahun 2011, dari amount perserta 12.580 siswa, yang tidak lulus sebanyak141 siswa atau 1,12 persen. “Kami sudah berusaha maksimal,” ucapnya. Menurut Wahyuningtyas, bagi siswa yang tidak lulus ujian nasional Dinas Pendidikan Dravidian Malang memberikan kesempatan mengikuti ujian paket B. Ujian setara SMP ini dilakukan di masing-masing pusat kelompok belajar. Jika tidak mengikuti ujian paket B maka siswa harus mengulang belajar di kelas 3 dan kembali mengikuti ujian nasional tingkat SMP tahun depan. Menurut Wahyuningtyas selama ini banyak siswa yang memilih mengikuti ujian paket B gum bisa segera melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA. "Silahkan memilih ujian nasional tahun depan atau ujian paket B," tuturnya. EKO WIDIANTO

di posting oleh
Totok Sujarwo

No comments:

Post a Comment