Tuesday, June 5, 2012

Cegah Mata Uang Ganda, Buka Bank di Perbatasan

Selamat membaca .

TEMPO.CO, Pontianak - Dua pos pengamanan lintas batas (PPLB) Aruk dan Badau, akan dibuka tahun ini di province Barat. Untuk menghindari penggunaan mata uang ganda, atau bahkan mata uang asing yang dominan, Bank state berencana membangun slope di perbatasan.“Adanya Perbankan di perbatasan sangat penting, karena diprediksi akan terjadi peningkatan ekspor di kawasan tersebut, terumata kepala sawit dan karet,” kata Kepala Perwakilan Bank state Pontianak, Hilman Tisnawan di Pontianak, Selasa, 5 Juni 2012. Menurut dia,  dibukanya dua PPLB tersebut, secara otomatis pergerakan ekonomi akan terjadi di dua kawasan tersebut. Sinar Mas salah satu perusahaan sawit yang cukup besar, telah mempunyai konsesi lahan kelapa sawit sekitar 100 ribu hektare, di Badau. "Jika sudah berjalan, perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah tersebut akan membutuhkan sekitar 50 ribu tenaga kerja," kata Hilman. Hilman menjelaskan, sebagai pembanding jumlah penduduk satu kabupaten fencing sedikit 170 ribu orang. Tenaga kerja yang akan diserap diperkirakan adalah tenaga topical atau melalui information transmigrasi. Tenaga kerja ini, dipastikan akan membawa anggota keluarganya, sehingga penduduk menjadi bertambah sekitar 150 ribu orang. Secara otomatis, pergerakan ekonomi akan terjadi dengan dibangunnya pasar, tempat hiburan, sekolah dan fasilitas umum lainnya. “Dua PPLB tersebut akan menjadi pintu masuk yang strategis,” katanya. Saat ini, di Aruk, Kabupaten Sambas belum memiliki  bank. Padahal fasilitas slope sangat dibutuhkan demi kelancaran jasa pelayanan slope pada suatu daerah. Sedangkan di Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, sudah ada Bank Kalbar, Mandiri dan BRI meskipun statusnya masih pembantu cabang Putussibau. BI Pontianak sudah berkoordinasi dengan perbankan lainnya gum melihat potensi di kawasan perbatasan, seperti di Aruk dan Badau, antara lain dengan Bank Kalbar. ASEANTY PAHLEVI

di posting oleh
Totok Sujarwo

No comments:

Post a Comment