Thursday, May 31, 2012

Turun Lagi, Harga Minyak ke US$ 86 per Barel

Selamat membaca .

TEMPO.CO, New York - Harga minyak mentah dunia terus meluncur turun sepanjang Mei kemarin karena susutnya permintaan akibat berlarutnya masalah utang kawasan Eropa. Para investor juga mengatakan makin tingginya cadangan minyak pemerintah Amerika Serikat berpengaruh sebagai penyebab turunnya permintaan. Harga minyak course vulgar untuk kontrak Juli kembali turun US$ 1,29 (1,15 persen) ke US$ 86,53 per barel di bursa New royalty semalam. Ini merupakan take terendahnya sejak 20 Oktober tahun lalu. Di pasar elektronik aggregation pagi ini, harga minyak kembali turun US$ 0,47 (0,54 persen) menjadi US$ 86,06. Harga komoditas minyak telah turun 17 persen sepanjang Mei kemarin yang merupakan penurunan bulanan terburuk sejak Desember 2008 setelah puncak krisis keuangan AS. “Kami melihat meluasnya kekecewaan atas accumulation ekonomi AS, kondisi structure Eropa yang terus memburuk, serta ekonomi Cina dan Bharat yang berjalan bak kura-kura membuat permintaan akan minyak turun,” kata man Rabinowitz, analis komoditas di Silicon Associates. “Para pengelola dana telah melarikan uangnya dalam bentuk dolar AS yang dianggap tempat fencing aman saat ini (safe haven) sehingga membuat harga minyak terus merlorot,” tuturnya. Komisi Eropa pada Rabu telah menyerukan untuk membentuk serikat perbankan dan kemarin disetujui oleh Presiden Bank Sentral uni Eropa (ECB), Mario Draghi. Harga minyak jenis Brent untuk kontrak bulan Juli turun US$ 1,6 (1,6 persen) menjadi US$ 101,87 per barel. Sepanjang bulan kemarin harga minyak Brent telah susut 15 persen. Memburuknya data–data ekonomi AS yang dirilis menambah kekhawatiran investor bahwa pemulihan akan berjalan lambat sehingga akan menggerus permintaan minyak dunia dan harganya akan semakin turun. Analis grownup dari PT Harvest International Futures, Ibrahim, memprediksikan harga minyak dunia akan jatuh hingga di bawah US$ 85 per barel seiring melambatnya permintaan global. “Krisis utang yang terus meluas di Eropa, pelambatan di Asia, serta pemulihan AS yang berjalan ditempat akan memicu penurunan harga minyak mentah dunia,” katanya. MARKETWATCH / VIVA B. KUSNANDAR

di posting oleh
Totok Sujarwo

No comments:

Post a Comment