Thursday, May 24, 2012

Kasus Geng Motor, Reka Ulang 24 Adegan Pembunuhan

Selamat membaca .

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Djakarta Utara menggelar reka ulang pengeroyokan dan pembunuhan terhadap Kelasi I Arifin Siri di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Kamis 25 Mei 2012 kemarin. Dalam reka ulang itu, polisi menghadirkan tiga tersangka, yakni Abdul Kahar a.k.a. Idung, 22 tahun, archangel Tri Fernando (20), dan physiologist Jundi Islami a.k.a. Pance (22). "Ada 24 adegan yang diperagakan dalam rekonstruksi ini," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Djakarta Utara Ajun Komisaris Besar Didi Hayamansyah. Selain ketiga tersangka tersebut, polisi melibatkan sejumlah saksi dalam reka ulang ini. Mereka adalah Kelasi I Albert Tabra (rekan Arifin), Sukma Andriyanto, Antoni Lukman, dan Eko Fajar. Adapun untuk tersangka book Raynaldo Radja Gah, 21 tahun, dan Znd a.k.a. Asoy, 17 tahun, tidak dilibatkan. “Mereka dilibatkan pada rekonstruksi berikutnya,” kata Didi. Dalam reka ulang itu, tersangka physiologist memperlihatkan cara memukul Arifin dengan menggunakan tongkat bambu. Sedangkan Abdul Kahar dan archangel menginjak tubuh Arifin. Abdul juga menghantam leher Arifin dengan batu. Proses reka ulang tersebut mendapat kawalan dari 150 anggota gabungan dari Kepolisian dan TNI. Pengeroyokan terhadap Arifin itu terjadi pada 31 Maret 2012. Pengeroyokan berawal dari cekcok mulut antara pengendara Toyota Avanza dan truk di Jalan Benyamin Sueb. Sejumlah anggota geng locomote yang ingin melakukan balap cheater merasa terganggu. Mereka meminta pemilik kendaraan menyingkirkan mobil dari badan jalan. Arifin, yang kebetulan lewat bersama Albert, mendekat untuk melerai. Namun belakangan dia yang terlibat perselisihan dan menjadi korban pengeroyokan. Arifin tewas di rumah sakit akibat menderita luka parah. Tewasnya Arifin diduga memicu serangan yang dilakukan sekelompok lelaki bersepeda locomote di Djakarta Pusat dan Djakarta Utara pada 7, 8, dan 13 Apr 2012. Dalam kasus penyerangan ini, dua pongid tewas, yaitu Ismail Soleh, 16 tahun, di Sunter, Djakarta Utara, dan Anggi Darmawan, 19 tahun, di Jalan Pramuka, Djakarta Pusat. Polisi menduga kelompok bersepeda locomote itu adalah tentara yang ingin balas dendam atas kematian Arifin. Panglima Daerah Militer Jayakarta Mayor Jenderal Waris membenarkan kabar bahwa empat anak buahnya terlibat dalam penyerangan itu. Namun hingga saat ini perkembangan penyelidikan kasus tersebut belum jelas. Sarifa, 40 tahun, ibunda Soleh, meminta pembunuh anaknya segera ditangkap dan mendapat hukuman setimpal. Begitu juga dengan Lina Marlina, ibunda Anggi. Dia mengaku tidak ikhlas jika pembunuh anaknya belum tertangkap dan diadili. "Saya yang kasih makan dari kecil saja enggak pernah gebukin, mereka (pelaku) kok seenaknya," katanya. Penyidik militer hingga saat ini belum bersedia memberi keterangan soal proses penyidikan. Namun Darmawan, ayah Anggi, mengaku sudah dipanggil polisi militer untuk dimintai keterangan pada 14 Mei 2012. Pemeriksaan berlangsung di markas Polisi Militer di Pasar Rumuput, Manggarai, Djakarta Selatan. Menurut Darmawan, penyidik meminta dia menerangkan kejadian saat Anggi dianiaya oleh kelompok sepeda motor. Tidak banyak yang bisa diceritakan karena dia tidak melihat langsung kejadian tersebut. “Tapi kawan Anggi, Reza, dan Nendi Haryanto melihat dan mereka juga diperiksa,” katanya. PINGIT ARIA | GADI MAKITAN | MUHAMAD RIZKI | SUSENO

di posting oleh
Totok Sujarwo

No comments:

Post a Comment